Untukukuran kolam tanah, kapasitas ideal untuk budidaya lele agar bisa maksimal antara lain : Untuk ukuran kolam dibuat 2x4 meter, 3x4 meter, atau 3x5 meter tergantung lahan dan jumlah bibitan lele yang akan ditebar. Idealnya tingkat kepadatan bibit untuk kemudahan perawatan bibit lele per meter persegi (m2) nya adalah 200-400 ekor, jadiο»ΏKlasifikasi dan Jenis Ikan LeleMorfologi Ikan Lele Clarias batrachusAnatomi Ikan LeleSifat-Sifat Biologis Ikan Lele Clarias batrachusCara Budidaya Ikan Lele Kolam Tanah1. Penyiapan Lahan Budidaya Ikan Lele Media Kolam Tanah2. Pengeringan dan Pengolahan Kolam Tanah3. Pengapuran dan Pemupukan Kolam Ikan Lele4. Pengaturan Air Kolam Ikan Lele5. Pemilihan Benih Ikan Lele6. Syarat Benih Unggul Ikan Lele7. Cara Menebar Benih Ikan Lele8. Menentukan Kapasitas Kolam Ikan Lele9. Pakan untuk Budidaya Ikan Lele10. Pemberian Pakan Utama Ikan Lele11. Pemberian Pakan Tambahan Ikan Lele12. Pengelolaan Air Kolam Ikan Lele13. Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Lele14. Panen Budidaya Ikan LeleKesimpulan Tahapan Diatas Klasifikasi dan Jenis Ikan Lele Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al 1986 adalah Kingdom Animalia Sub-kingdom Metazoa Phyllum Chordata Sub-phyllum Vertebrata Klas Pisces Sub-klas Teleostei Ordo Ostariophysi Sub-ordo Siluroidea Familia Clariidae Genus Clarias Di Indonesia ada 6 enam jenis ikan lele yang dapat dikembangkan Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele Jawa, ikan kalang Sumatera Barat, ikan maut Sumatera Utara, dan ikan pintet Kalimantan Selatan. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang Jawa Barat, Kalang putih Padang. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri Sumatera Selatan, wais Jawa Tengah, wiru Jawa Barat. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi Jawa, limbat Sumatera Barat, kaleh Kalimantan Selatan. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli Sumatera Barat, ikan penang Kalimantan Timur. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo Lele Domba, King cat fish, berasal dari Afrika. Morfologi Ikan Lele Clarias batrachus Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah depressed, sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping compressed, jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping. Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncng terminal, dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas. Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah agak berkurang racunya. Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm. Anatomi Ikan Lele Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya. Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ β organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus. Sifat-Sifat Biologis Ikan Lele Clarias batrachus Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging karnivora. Adalagi yang memasukanya kedalam omnivora. Kali ini kita akan membahas tentang budidaya ikan lele yang merupkan jenis ikan favorit di negara kita tercinta yaitu Indonesia. Berikut ini pambahasannya tentang panduan yang perlu kita pahami dan cermati sebeleum memulai budidaya ikan lele. Ikan lele adalah jenis ikan yang begitu populer dan sangat diminati disetiap daerah-daerah diseluruh Indonesia. Ikan jenis ini dapat hidup dikepadatan yang tinggi serta memiliki tingkat konservasi pakan yang bisa menjadi bobot tubuh yang sangat baik. Dengan memiliki sifat seperti ini, melakukan pembudidayaan sangatlah menguntungkan kita sebagai peminat budidaya ikan lele. Sebelum melakukan pembudidayaan ikan lele ini, mari kita cermati dua jenis segmen usaha sebelum kita melangkah lebih jauh. Segmen yang pertama yaitu pembenihan, serta yang kedua yaitu segmen pembesaran. Segmen yang pertama yaitu pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele dan yang kedua yaitu pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele yang siap dikonsumsi. Dibawah ini adalah tahap-tahap yang perlu kita persiapkan dalam budidaya lele dengan segmen pembesaran. 1. Penyiapan Lahan Budidaya Ikan Lele Media Kolam Tanah Bermacam jenis atau tipe kolam yang dapat kita pakai dalam membuat kolam budidaya ikan lele. Pada setiap jenis kolam pastilah mempunyai kelebihan serta kekurangannya , jika kita lihat dari sudut pandang usaha budidaya. Dalam memutuskan jenis kolam apa yang akan kita gunakan serta cocok atau sesuai dengan harapan, kondisi lingkungan, serta ketersediaan karyawan atau tenaga kerja dan yang pastinya sumber dana yang ada. Jenis-jenis kolam yang biasa dipakai untuk melakukan pembudidayaan ikan lele ialah dengan kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, keramba dan juga jaring apung. Tetapi kali ini kita membahas jenis kolam tanah, sebab dilihat dari minat para pembudidaya ikan lele dengan metode kolam tanah sangatlah banyak. Hanya untuk pengetahuan tambahan Anda, cobalah Anda baca cara membuat kolam ikan. Tahap-tahap dalam menyediakan kolam tanah yaitu 2. Pengeringan dan Pengolahan Kolam Tanah Langkah awal sebelum kita melakukan pemebaran benih ikan lele, yang harus dilakukan ialah dengan mengeringkan kolam terlebih dahulu. Waktu yang dibutuhkan antara 3-7 hari atau dapat bergantung pada dampak sinar matahari yang mempengaruhi lahan tersebut. Dengan mengeringkan kolam dapat memutuskan sejumlah keberadaan mikroorganisme jahat yang bisa mengakibatkan ikan penyakitan atau sakit. Jenis mikroorganisme jahat tersebut dapat berkembang dari waktu ke waktu dari budidaya yang sebelumnya. Dengan Anda melakukan pengeringan serta penjemuran dapat membuat sebagian dari mikroorganisme mati. Saat telah selesai dalam melakukan pengeringan, tanah bagian atas kita cangkul atau bisa juga dibajak, hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki tekstur tanah agar gembur serta untuk membuang gas beracun yang ada didalam tanah. Bersamaa dengan hal itu membajak tanah, angkatlah lapisan tanah lumpur hitam yang ada pada dasar kolam. Lumpur yang kita ambil tadi umumnya memliki bau yang sangat menyengat busuk, hal tersebut disebabkan adanya gas-gas beracun didalamnya hidrogen sulfida dan juga anomia. 3. Pengapuran dan Pemupukan Kolam Ikan Lele Setelah penggemburan tanah selesai, tahap berikutnya adalah melakukan pengapuran. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan keasaman kolam serta untuk membantu membasmi mikroorganisme patogen. Kapur yang akan kita pakai ialah jenis kapur tahor tau dolomit. Langkah-langkah pengapuran kita lakukan dengan menebarkannya secara merata pada permukaan kolam dasar kolam . Saat penemaran kapur sudah dirasa cukup, balik tanah supaya kapur dapat meresap ke dalam tanah baigan dalam. Kemudian dosis yang kita butuhkan untuk pengapuran sekitar 250-750 gram permeter persegi, bisa juga bertumpu pada drajat keasaman tanah, semakin kuat keasaman tanah maka semakin banyak kapur yang kita pakai. Tahap berikutnya ialah melakukan pemupukan. Sebelum memulainya, pakailah panduan pada pupuk organik dan ditambah pupuk orea serta TSP. Jenis pupuk organik yang bisa dipakai ialah pupuk kompos atau pupuk kandang. Dengan rata-rata dosis 250-500 gram per meter persegi. Dan pupuk kimia yang kita pakai Orea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Dengan melakukan pemupukan pada dasar kolam kita berusaha menyediakan nutrisi untuk biota air cacing dan fitoplankton untuk makanan alami ikan lele. 4. Pengaturan Air Kolam Ikan Lele Selanjutnya adalah mengukur ketinggian air untuk kolam ikan lele, yaitu 100-120 cm. Untuk melakukan pengisian airnya, kita harus melakukannya secara bertahap. Saat kolam sudah selesai dalam pemupukan, isilah air kedalam kolam hingga batas 30-40 cm dan biarkan kolam mendapatkan sinar matahari 1 minggu. Tujuan kedalaman air kolam seperti itu, bisa memudahkan sinar matahari untuk menjangkau sampai kedasar kolam, yang bisa memungkinkan biota air tumbuh dengan baik, ciri-ciri air kolam yang sudah mulai ditumbuhi oleh biota air ialah ciri airnya berwarna kehijauan. Saat sudah mencapai 1 minggu mendapatkan sinar matahari langsung, benih ikan lele siap kita tebar dan jangan lupa air kolam ditambahkan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan ikan lele hingga air mencapai ketinggian yang cukup. 5. Pemilihan Benih Ikan Lele Dalam membudidayakan ikan lele, tingkat kesuksesannya ditentukan pada kualitas ikan atau benih yang kita tebar. Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis ikan lele yang sering dibudidayakan. Berikut ini adalah jenis-jenis ikan lele yang sering di budidayakan di Indonesia. Sebelum membeli benih kami merekomendasikan jenis ikan lele sangkuriang yang dikembangkan di sukabumi yaitu BBPBAT Sukabumi. Ikan lele jenis ini adalah jenis ikan hasil dari perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT Sukabumi melakukan pengembangan ikan lele sangkuringan disebabkan oleh kulitas dari jenis lele dumbo yang sekarang ini beredar di kalangan masyarakat semakin melonjak turun dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan benih, kita bisa mendapatkannya dengan cara membeli atau bisa juga dengan melakukan pembenihan sendiri. Artikel Terkait 13 Cara Budidaya Lele Sangkuriang Bagi Pemula Kolam Tanah & Tembok 6. Syarat Benih Unggul Ikan Lele Sebelum melakukan penebaran benih ikan lele, pastikan ikan yang akan kita tebar adalah ikan yang benar-benar sehat. Ciri ikan lele yang sehat yaitu gerakan ikan sangat lincah, dan juga ikan tersebut tidak mempunyai lupa atau cacat pada tubuhnya, pastikan bibit tersebut tidak ada benih penyakit. Untuk memudahkan dalam melihat bibit yang sehat yaitu dengan menaruhnya pada arus air. Bila arah ikan tersebut melawan arus air serta dapat bertahan itu tanda gerakannya baik. Secara umum benih ikan lele yang akan dibudidayakan mempunyai kriteria panjang, yaitu sekitar 5-7 cm. Dalam hal ini usahkan bibit atau benih ikan memiliki ukuran yang merata supaya ikan dapat tumbuh serta berkembang sama besarnya. Bila kita ambil dari benih sebesar itu, dengan waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bln, maka kita akan mendapatkan lele yang siap konsumsi sebesar 9-12 ekor/kg. 7. Cara Menebar Benih Ikan Lele Sebelum kita melakukan penebaran benih ikan lele, pastikan melakukan penyesuaian suhu/iklim, dengan cara masukan benih tersebut bersamaan dengan wadahnya ke dalam kolam. Diamkan sekitar 15 menit supaya ada penyesuaian ikan dengan suhu yang baru atau kolam yang akan mereka tempati. Lalu miringkanlah wadah tersebut agar ikan keluar dengan sendirinya dari wadahnya. Cara ini dilakukan agar ikan tidak stres dikolam barunya. Tahap selanjutnya cukup penting, sebab bisa menentukan ukuran ikan dan kualitasnya. Yaitu dengan memastikan kepadatan kolam dengan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas airnya maka semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung kolam tersebut. Baiknya ketinggian kolamnya tidak melebihi 40 cm pada saat penebaran benih ikan lele. Hal itu kita lakukan agar ikan dapat menjangkau permukaan air untuk mengambil makan atau juga mengambil nafas. Baca Juga 5 Cara Budidaya Belut Dengan Terpal Bagi Pemula Yang Menguntungkan 8. Menentukan Kapasitas Kolam Ikan Lele Cara berikut ini merupakan tahap dalam menghitung volume atau kapasitas kolam dalam membudidayakan ikan lele dengan intensif. Dengan mengasumsikan kedalaman kolam 1-1,5 meter, ini merupakan kedalaman yang dianjurkan. Dengan demikian kepadatan tebar benih yang baik ialah 200-400 ekor per meter persegi. Sebagai contoh saja, untuk ukuran kolam 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikan minimalnya 3Γ4 x 200 = 2400 ekor, maksimal 3Γ4 x 400 = 4800 ekor. Sebagai catatan kolam tanah memiliki kapasitas lebih sedikit dibandingkan dengan kolam tembok. 9. Pakan untuk Budidaya Ikan Lele Dalam budidaya ikan atau ikan lele, pakan adalah komponen biaya yang paling besar. Bermacam merek dan jenis pakan di pasaran. Untuk pakan ikan lele yang baik adalah jenis pakan yang mengutamakan Food Convertion Ratio FCR lebih kecil dari satu. FCR ialah rasio dari jumlah pakan berbanding dengan pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR maka semakin baik kualitas pakan tersebut. Dalam mencapai hasil yang maksimal maka biaya yang minimal baik untuk kita terapkan. Pemberian pakan yang utama dan tambahannya haruslah berimbang. Jika pakan dirasa mahal, maka cobalah membuat sendiri pakan ikan lele alternatif yang baik untuk ikan. 10. Pemberian Pakan Utama Ikan Lele Pakan pada ikan lele haruslah mempunyai kandungan protein hewani sebab ikan lele merupakan jenis ikan kornivora. Kandungan ikan lele secara umum haruslah memiliki protein minimal 30%, karbohidrat 15-20%, lemak 4-6-16%, mineral dan vitamin. Ada bermacam-macam jenis pelet yang ada di pasaran yang sudah dilengkapi dengan deskripsi kandungan dan juga nutrisi. Tergantung kita dalam memilih pakan mana yang bisa kita pakai dan percayai. Ingat jangan membeli pakan yang sudah tidak layak atau kadaluarsa. Pakan wajib kita diberikan dengan kebutuhan si ikan. Setiap hari ikan lele membutuhkan pakan 3-6% dari berat tubuhnya. Sebagai contoh, ikan lele dengan berat 50 gram membutuhkan pakan sebanyak 2,5 gram 5% berat badan per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil contohnya atau sampel, lalu timbang dan sesuaikan jumlah pakan yang diberikan kepada ikan. Dua minggu sebelum panen, persentase pemberian makan berkurang hingga 3% dari berat badan. Perhatikan nafsu makan ikan untuk menentukan jadwal makan mereka. Banyaknya pemberian pakan 4-5 kali dalam 1 hari, dengan frekuensi pemerian pakan pada ikan yang masih kecil haruslah diberikan lebih sering. Waktu yang tepat dalam memberi makan ikan pagi, siang, sore dan di malamnya. Ikan lele adalah hewan nokturnal, ikan jenis ini sangat aktif di malam hari. Pertimbangkan untuk memberi makan lebih banyak di sore dan malam hari. Pengumpan harus jeli terhadap reaksi ikan. Memberi makan ketika ikan lele makan makanan secara agresif dan berhenti ketika ikan tampaknya malas memakannya. Baca Juga 10 Cara Budidaya Buah Naga Dalam Pot Agar Cepat Berbuah Lebat Lengkap 11. Pemberian Pakan Tambahan Ikan Lele Dalam pemberian makan ikan selain pakan utama, dapat juga dipertimbangkan untuk memberikan pakan tambahan. Memberi makanan tambahan sangat membantu dalam menghemat biaya pengeluaran. Jika kolam dekat dengan tempat pelelangan ikan, Anda dapat mempertimbangkan untuk menyediakan ikan rucah segar. Ikan rucah adalah tangkapan dari laut yang tidak cocok untuk dikonsumsi manusia karena ukurannya atau cacat dalam hasil tangkapannya. Ada juga pakan alternatif yang bisa kita gunakan yaitu limbah ayam atau keong mas yang tentunya perlu kita olah terlebih dahulu. Untuk mengolahnya kita bisa merebusnya, lalu pisahkan cangkang keong tersebut dengan dagingnya kemudian kita cincang. Lalu untuk limbah ayam tadi bersihkan terlebih dahulu bulunya sebelum kita berikan pada ikan lele. Ada hal-hal yang perlu kita ketahui sebelum memberi pakan ikan lele yaitu jangan sampai kurang jumlahnya dan jangan sampai telat juga. Hal tersebut dapat membuat ikan lele menjadi kanibal karena sifatnya yang suka memangsa ikan sejenis. Itu dapat mengakibatkan ikan yang lebih kecil akan dimangsa oleh ikan yang lebih besar ukurannya. 12. Pengelolaan Air Kolam Ikan Lele Hal yang tidak kalah pentingnya dalam melakukan pembudidayaan ikan lele ialah pengelolaan air kolam. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, kualitas dan kuantitas air harus dijaga. Pantau kualitas air dari endapan limbah yang tidak digunakan di dasar kolam. Endapan ini akan menyebabkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang ditandai dengan bau busuk. Jika baunya tidak enak, buang sepertiga dari airnya. Lalu isi dengan air baru. Frekuensi keluarnya tergantung pada kebiasaan makan. Jika pakan memberi banyak sisa makanan, penggantian air akan dilakukan lebih sering. 13. Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Lele Hama paling umum pada pembudidayaan ikan lele ialah hama pemangsa seperti linsang, ular, sero, musang dan burung. Dan hama yang menjadi pesaing termasuk nila. Untuk mencegah hal ini dengan memasang filter pada saluran pembuangan dan keluar atau memasang pagar di sekitar kolam. Penyakit dalam budidaya ikan lele dapat berasal dari protozoa, virus serta bakteri. Ketiga mikroorganisme ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit yang bisa mebuat ikan mati. Beberapa dari mereka adalah bintik-bintik putih, perut kembung dan luka di kepala dan ekor ikan lele. Dalam melakukan pencegahan penyakit menular pada ikan yaitu dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kolam tetap bersih, dan menjaga suhu kolam sekitar 28 drajat celcius. Selain dapat menular, ikan lele juga dapat terserang penyakit tidak menular atau non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lainnya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengendalian penyakit. 14. Panen Budidaya Ikan Lele Dan yang terakhir dan kita tunggu-tunggu dalam budidaya ikan lele adalah masa panen, ikan lele dapat kita panen saat ikan lele mencapai ukuran 9-12 ekor dalam 1 kilonya. Dengan ukuran sebesar itu bisa kita capai dalam waktu 2,5-3,5 bulan dari awal menebaran benih dengan ukuran 5-7 cm. Ini berbeada dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor pada umumnya harus mencapai berat 500 gram dalam 1 ekornya. Baca Artikel Terkait 7 Cara Pemasaran Ikan Lele Bagi Pemula Yang Menguntungkan Sebelum melakukan pemanenan, satu hari sebelum panen sebaiknya ikan tersebut tidak kita beri pakan itu bertujuan agar ikan lele tidak membuah kotoran pada saat diangkut. Disaat panen sortir atau pisahkan ikan lele dengan berdasarkan ukurannya. Dengan memisahkannya itu bisa berdampak pada harga ikan. Kesimpulan Tahapan Diatas Kesimpulan dari artikel diatas adalah Usaha budidaya lele ini menjadi pilihan utama karena relatif mudah, mulai dari proses pembenihan bibit, pemijahan, pemindahan hingga pendederan sampai siap jual. Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Manfaat lele selain untuk konsumsi yaitu sebagai pajangan ikan hias, memberantas hama padi berupa serangga air dan juga sebagai obat untuk mengobati penyakit asma, menstruasi tidak teratur, kencing darah dan lain-lain. Ikhtisar Kandungan Gizi Ikan Lele Lele budidaya, 1 fillet dimasak, panas kering 5 oz. Kalori 217 Protein 7g Karbohidrat Total Fat Fiber Baca Juga 20 Cara Budidaya Ikan Nila Di Kolam Terpal Untuk Pemula Lengkap Demikian penjelasan artikel diatas tentang 14 Cara Budidaya Ikan Lele Ukuran Kolam, Keuntungan, Panen semoga panduan ini bisa membantu kita semua dalam melakukan dudidaya ikan lele yang maksimal dan dapat bermanfaat untuk semua masyarakat yang bergerak dibidang pembudidayaan ikan. Semoga bermanfaat untuk semua pembaca setia selamat mencoba dan sukses!!! Kapasitaskolam lele 3x4 di isi 12.000 ekor ikan lele Misalkan panjang kolam 2 meter , lebar kolam 3 meter tinggi air kolam 1 meter. Jika sudah berbicara ukuran kolam lele 1000 ekor secara singkat admin ingin mencoba menjabarkan berapa ukuran terpal yang dibutuhkan dalam membuat kolam ikan lele kapasitas 1000 ekor. 2 x 3 x 1 =6 kuik air
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif. Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi. Pada kesempatan kali ini alamtani akan membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran. Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada. Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut a. Pengeringan dan pengolahan tanah Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati. Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan. b. Pengapuran dan pemupukan Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele. c. Pengaturan air kolam Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal. Pemilihan benih ikan lele Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis ikan lele budidaya. Kami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan baca cara pembenihan ikan lele dan teknik pemijahan ikan lele. a. Syarat benih unggul Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram. b. Cara menebar benih Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya ember/jeriken ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih. Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal. Menentukan kapasitas kolam Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter kedalaman yang dianjurkan. Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal 3Γ4 x 200 = 2400 ekor, maksimal 3Γ4 x 400 = 4800 ekor. Catatan kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok. Pakan untuk budidaya ikan lele Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio FCR lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif. a. Pemberian pakan utama Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein minimal 30%, lemak 4-16%, karbohidrat 15-20%, vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram 5% bobot tubuh per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya. b. Pemberian pakan tambahan Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu. Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele. Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil. Pengelolaan air Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan. Pengendalian hama dan penyakit Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele. Panen budidaya ikan lele Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari 24 jam sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
Untukukuran kolam tanah dan kapasitas ideal agar usaha budidaya lele bisa maksimal antara lain: sekitar 1-1.5 meter agar cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar kolam untuk perkembangan bakteri di dasar kolam. - Untuk ukuran kolam bisa dibuat 2x4 meter, 3x4 meter, atau 3x5 meter tergantung ketersediaan lahan dengan mempertimbangkanPisahkanLele Ukuran Besar & Kecil. Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif mencegah ikan kepenuhan atau berdesakan karena klebihan kapsitas dengan kolam yang di buat. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400MenentukanKapasitas Kolam Ikan Lele Cara berikut ini merupakan tahap dalam menghitung volume atau kapasitas kolam dalam membudidayakan ikan lele dengan intensif. Dengan mengasumsikan kedalaman kolam 1-1,5 meter, ini merupakan kedalaman yang dianjurkan. Dengan demikian kepadatan tebar benih yang baik ialah 200-400 ekor per meter persegi. Artinya untuk memberi pakan 1 m2 kolam budi daya yang berisi sekitar 20 - 25 ekor ikan dengan kedalaman kolam 1,25 m diperlukan 3 m luas kolam yang telah dipenuhi pakan alami. Dengan ukuran 1 m2 kolam Lemna harus mampu memenuhi minimum 1 kg pakan don setiap 1 m2 harus mampu memenuhi 5 kg ikan. Jadi, untuk menghasilkan jumloh bobot 5 kg ikan iSPn1n.